Kamis, 26 April 2018

ETIKA SEORANG ADMINIDTRASI KANTOR

ADMINISTRASI PERKANTORAN

ETIKA SEORANG ADMINIDTRASI KANTOR  

Dibuat oeh:
Muhibatul Ngulum

XI  Administrasi Perkantoran 3

SMK NEGERI 2 PURWOREJO2017/2018








KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas mata pelajaran Administrasi Sarana dan Prasarana.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang etika dan etitude seorang administrasi kantor, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa-siswi SMK bidang pendidikan Administrasi Perkantoran. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk itu,  kepada  guru pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Kutoarjo, Agustus 2017
Penyusun



                                                           DAFTAR  ISI



KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI. ii
BAB I. 1
Pendahuluan. 1
A.   Latar belakang masalah. 1
B.    Rumusan masalah. 1
C.    Tujuan penyusunan makalah. 2
D.   Manfaat penyusunan makalah. 2
BAB II. 3
A.   Pengertian Etika. 3
B.    Manfaat Etika. 5
C.    Jenis Etika. 6
D.   ETIKA KANTOR DALAM PRAKTEK.. 9
E.    ETIKET YANG PERLU DITUNJUKKAN DI KANTOR. 12
BAB III. 16
Penutup. 16
A.   Kesimpilan. 16
B.    Saran. 16





BAB I

Pendahuluan

A.    Latar belakang masalah

Banyak orang mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang tidak baik menurut undang-undang, harus jujur, tidak curang, dan sebagainya. Namun demikian selalu timbul masalah-masalah yang sukar diketahui garis pemisah antara baik dan buruk, dalam hubungan pribadi ataupun hubungan resmi.

B.     Rumusan masalah

1.      Apa pengertian etika?
2.      Apa manfaat adanya etika?
3.      Apa saja jenis-jenis etika?
4.      Apa saja stika dalam prakteknya?
5.      Etika sepertia apa yang perlu ditunjukkan di kantor?

C.    Tujuan penyusunan makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui:
1.      Pengertian etika.
2.      Manfaat apa saja yang diakibatkan oleh adanya etika.
3.      Berbagai jenis-jenis etika.
4.      Etika kantor dalam prakteknya.
5.      Etika yang perlu ditunjukkan di kantor.

D.    Manfaat penyusunan makalah

Manfaat penyusunan makalah ini yaitu:
1.      Untuk menambahkan pengetahuan kita tentang apa itu pengertian etika.
2.      Menambahkan pengetahuan tentang berbagai manfaat dari etika.
3.      Dan yang lainya yaitu menambah pengetahuan kita tentang berbagai jenis etika-etika seorang administrasi kantor, serta prakteknya didalam kantor.




BAB II

Pembahasan

A.    Pengertian Etika

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik
Secara etimologi, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethicos” atau berasal dari kata Latin “ethicus” yang berarti kebiasaan. Etika juga bisa di artikan sebagai norma - norma, nilai-nilai, kaidah- kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Sebagai disiplin ilmu, etika merupakan cabang filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.

Etika menurut para ahli:
1.      Menurut Robert G. Solomon, seperti yang dikutip oleh Thomas Wiyasa Bratawidjaja (1996, 243) bahwa moral menekankan pada karakter dan sifat-sifat individu bukan pada aturan dan ketaatan. Misalnya: kebajikan, rasa sedih, kerendahan hati dan lain-lain.
  1. O. P. Simorangkir menjelaskan etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
  2. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat, etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
  3. H. Burhanudin Salam adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma-norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.

Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau masyarakat untuk menilai apakah tindakan – tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, baik atau buruk, Jadi pada dasarnya sasaran etika adalah moralitas individu tersebut. Etika dibedakan menjadi dua:
a.       Etika Umum
Berbicara megenai kondisi – kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori – teori etika dan prinsip–prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan yang membahas mengenai pengertian umum dan teori – teori.
a.       Etika Khusus
Mengenai penerapan prinsip – prinsip moral dasar dalam berbagai bidang kehidupan yang  khusus.

B.     Manfaat Etika

Manfaat etika menurut (Ketut Rinjin, 2004 melalui Sjafri Mangkuprawira, 2006) yaitu :
1.      Manusia hidup dalam jajaran norma moral, religius, hukum, kesopanan, adat istiadat dan permainan. Oleh karena itu, manusia harus siap mengorbankan sedikit kebebasannya.
2.      Norma moral memberikan kebebasan bagi manusia untuk bertindak sesuai dengan kesadaran akan tanggung jawabnya = human act, dan bukan an act of man. Menaati norma moral berarti menaati diri sendiri, sehingga manusia menjadi otonom dan bukan heteronom.
3.      Sekalipun sudah ada norma hukum, etika tetap diperlukan karena norma hukum tidak menjangkau wilayah abu-abu, norma hukum cepat ketuinggalan zaman, sehingga sering terdapat celah-celah hukum, norma hukum sering tidak mampu mendeteksi dampak secara etis dikemudian hari, etika mempersyaratkan pemahaman dan kepedulian tentang kejujuran, keadilan dan prosedur yang wajar terhadap manusia, dan masyarakat, asas legalitas harus tunduk pada asas moralitas.
4.      Manfaat etika adalah mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom, mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang tertib, teratur, damai dan sejahtera.
5.      Perlu diwaspadai nahwa ”power tend to corrupt”, ”the end justifies the means” serta pimpinan ala Machiavellian, yang galak seperti singa dan licin seperti belut.
Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak sekali manfaat mempelajari etika diantaranya:
1.      Dapat membantu mengambil pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2.      Dapat membantu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
3.      Dapat membantu seseorang menentukan pendapatnya.

C.    Jenis Etika

Jenis etika dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Etika Filosofi
Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat. Karena itu, bila ingin mengetahui unsur-unsur etika maka kita harus bertanya juga mengenai unsur-unsur filsafat. Berikut akan dijelaskan dua sifat etika:
a.       Non-empiris. Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang konkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang konkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala konkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang konkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
b.      Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dsb, sambil melihat teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri argumentasi yang tahan uji.
2.      Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat dimengerti setelah memahami etika secara umum. 
Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis.Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis. Di dalam etika Kristen, misalnya, etika teologis adalah etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta memandang kesusilaan bersumber dari dalam kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi. Karena itu, etika teologis disebut juga oleh Jongeneel sebagai etika transenden dan etika teosentris.Etika teologis Kristen memiliki objek yang sama dengan etika secara umum, yaitu tingkah laku manusia. Akan tetapi, tujuan yang hendak dicapainya sedikit berbeda, yaitu mencari apa yang seharusnya dilakukan manusia, dalam hal baik atau buruk, sesuai dengan kehendak Allah.

Setiap agama dapat memiliki etika teologisnya yang unik berdasarkan apa yang diyakini dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, antara agama yang satu dengan yang lain dapat memiliki perbedaan di dalam merumuskan etika teologisnya.

D.    Etika Kantor Dalam Praktek

Banyak orang mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang tidak baik menurut undang-undang, harus jujur, tidak curang, dan sebagainya.Namun demikian selalu timbul masalah-masalah yang sukar diketahui garis pemisah antara baik dan buruk, dalam hubungan pribadi ataupun hubungan resmi.
Mungkin ada orang yang bersikap tidak baik, karena dia tidak sadar akan hal itu. Misalnya berapa kali anda mendengar obrolan tentang urusan pribadi seseorang atau cerita seorang rekan yang bertingkah laku aneh ?
Kasak-kusuk yang nampaknya sepintas lalu sepele sering bersifat jahat dan dapat merugikan nama baik orang yang dipergunjingkan.  Juga gunjingan semacam itu dapat berbalik seperti bumerang kepada si pengumpat sendiri.Akhirnya orang tak percaya lagi kepada omongannya.  Sekali lancing ke ujian, seumur hidup orang tak kan percaya.  Sekali ketahuan perangai yang tidak baik, sang Kepala atau Direktur tentu akan berfikir lebih dulu sebelum memberikan tanggung jawab yang lebih penting kepadanya.
Oleh sebab itu etika dalam kantor memberikan petunjuk kepada anda supaya memperlakukan siapa saja dengan cara yang “fair” dan sikap yang pantas.
1.      Hal-hal yang perlu dihindari :
a.    Membentuk klik (kumpulan; golongan) yang secara sadar membelakangi rekan-rekan baru; artinya segolongan yang membela kepentingan mereka sendiri.
b.    Tidak masuk kantor dengan alasan “sakit” padahal hanya ingin bermalas-malas saja di rumah.
c.    Bergegas-gegas pulang pada waktu tutup kantor, sedangkan selalu dating terlambat.
d.    Sering memakai tilpon kantor untuk urusan pribadi.
e.    Pulang sebelum waktunya, karena kebetulan hari itu sang majikan tidak di tempat.
f.      Tempat kerja selalu dimanfaatkan untuk mengobrol.
g.     Bersikap menjilat ke atasa dan mendepak ke bawah.
h.    Selalu menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya segera dapat diselesaikan
i.      Boros memakai alat-alat.
j.      Segan merawat mesin-mesin atau alat-alat kantor yang dipercayakan  kepada anda.
k.     Melakukan hal-hal yang tidak termasuk tugas kantor, seperti mengisi   teka-teki silang, menulis surat pribadi, bertamu ke bagian lain tanpa suatu urusan.
l.      Bersikap acuh tak acuh terhadap publik.



2.      Dibawah ini ada lagi beberapa petunjuk yang mungkin dapat anda manfaatkan :
a.     Tutur – sapa
Kebiasaan dalam tutur sapa di kantor yakni penggunaan sapaan “Bapak”, atau “Saudara”.  Di kantor asing tentunya menggunakan sapaan “Tuan”. Terhadap bawahan digunakan sapaan “Saudara” atau nama kecil pegawai. Ini sudah lazim dimana saja.  Terhadap sesama rekan, anda melihat bagaimana kebiasaan di kantor itu.
c.     Selama jam kerja
Selama jam kerja tidak boleh berhias di belakang meja tulis.  Duduk diatas meja tulis, mengobrol dengan rekan-rekan, merokok atau makan selama jam kerja.
d.    Menerima tamu
Terhadap tamu-tamu (urusan bisnis/dinas) harus bersikap ramah, sopan, penuh perhatian seperti layaknya nyonya atau tuan rumah.  Anda tak perlu memperkenaklan diri, apalagi obrol-obrolan.
Seorang sekretaris yang sering menjumpai tamu perusahaan akan lebih banyak membutuhkan kepribadian yang “kuat” dan “teguh”.  Anda bukan “bunga” kantor.  Ingat akan hal ini.

e.                 Bicara melalui telepon
Biasanya sekretaris menerima atau menyampaikan pesan direktur melalui telepon.Dalam percakapan berhadapan muka, orang dapat melewatkan begitu saja kata-kata yang kurang terasa atau tidak jelas diucapkan.
Tetapi via telepon gerak-gerik, sopan santun serta muka tidaklah tampak, hanya suara yang terdengar.Sebab itu anda harus sanggup mengucapkan tiap-tiap kata dan kalimat dengan nada yang jelas dan terang.Lawan berbicara via telepon jauh lebih menghargai suara yang mudah ditangkap daripada senyum simpul yang tidak kelihatan.

E.     Etiket yang Perlu Ditunjukkan di Kantor

Skill anda dalam human relations, sikap pribadi anda dalam mempertimbangkansesuatu atau tindak tanduk anda, akan tercermin dalam hal-hal yang kelihatannya sepele dari apa yang anda kerjakan dan katakana, misalnya seperti beberapa hal dibawah ini :
1.  Perkenalan
Perkenalkanlah diri anda kepada rekan anda yang baru dengan senyum bersahabat dan sikap ramah : “Apa kabar Yani?”.  Menyebut nama orang tersebut akan dapat membantu anda mengingatnya di kemudian hari.
Bila giliran anda tiba untuk memperkenalkan orang, bertindaklah dengan cepat dan efisien, sehingga membuat orang lain merasa senang.  Misalnya cara memperkenalkan pria kepada wanita, yang lebih muda kepada yang lebih tua, pangkat yang lebih rendah kepada pangkat yang lebih tinggi dan lain-lain.  Contohnya anda mengatakan, “Sari, saya ingin memperkenalkan Pak Hartono kepada anda”.Sudah barang tentu perlu juga anda menambahkan beberapa keterangan untuk membantu memancing suatu percakapan.  Misalnya “Sari, ini Bapak Harjito Kepala Bagian Pembukuan”.

2.  Ucapan Salam
Salam “Selamat Pagi” yang cerah dan gembira adalah salah satu ciri sifat keramah tamahan anda.Teman sekerja, para langganan dan para tamu senang memperoleh penentram diri sebelum terjun ke bidang pekerjaan masing-masing.Beberapa menit yang dibuang untuk sekedar berpamitan dengan perasaan gembira, adalah sebagai publik relations yang lebih baik daripada tergopoh-gopoh pergi tanpa pamit.

3.  Urusan-urusan pribadi
Orang yang bijaksana tentu tidak akan membosankan atau mengganggu orang laindengan cerita-cerita tentang masalah-masalah pribadinya atau menyombongkan diri dengan prestasi-prestasi yang telah dicapainya.  Tetapi persahabatan di dalam suatu kantor akan membantu suasana dan kondisi kerja yang harmonis.  Menurut peraturan yang umum berlaku, bahwa business dan kesenangan tidak bias dicampur adukkan.  Namun peraturan yang baik adalah sikap bersahabat di dalam bekerja, tetapi harus menghindarkan diri dari hubungan yang begitu erat sehingga nantinya dapat mengganggu pekerjaan anda dan menghalangi kesempatan promosi anda.

4.  Loyalitas
Selama anda sebagai seorang anggota team di kantor anda, anda harus membantu usaha-usaha dari anggota-anggota team tersebut, dan ikut serta membicarakan memecahkan masalah-masalahnya.
Sebagai pegawai yang loyal sudah tentu anda tidak akan mencari keuntungan pribadi dengan biaya kelompok.  Dia akan menghindarkan diri dari perdebatan-perdebatan yang tak berarti selama dia bekerja.  Juga harus diingat bahwa orang yang suka membuat gossip tidak akan mempunyai kawan.  Jangan menceritakan yang tidak-tidak tentang rekan-rekan sekerja anda.Janganlah suka mengkritik pekerjaan mereka.Hormatilah hak mereka untuk menikmati kehidupan pribadi mereka sendiri.

5.  Menjaga/pantai menyimpan rahasia
Loyalitas anda yang pertama adalah untuk pimpinan anda dan perusahaan anda.Berusahalah untuk dapat menyimpan/memegang teguh rahasia yang tidak boleh diketahui umum.Untuk ini anda harus dapat menjauhkan diri dari rekan-rekan anda yang “sok kepingin tahu” (over inquisitive).Jangan sampai hal-hal tersebut diatas sampai menyusahkan anda, sebab mereka juga sebenarnya tahu bahwa mereka tidak berhak untuk menanyakan itu.

6.  Ikut memikirkan orang lain
Ucapan-ucapan “silahkan” dan “terima kasih”, kartu ulang tahun yang tak disangka-sangka, ucapan-ucapan selamat ulang tahun, dan pesan-pesan penuh simpati, adalah beberapa contoh dari sekian banyak ucapan yang dapat mengundang simpati/penghargaan orang lain.  Bila anda menganggap diri anda sebagai orang yang bijaksana maka bukannya kata-kata yang “untuk-untuk” saja yang perlu anda sampaikan, tetapi berupa tindakan atau bantuan yang anda berikan kepada orang lain yang sebenarnya bukan pekerjaan anda.

7.  Sukses bergaul dengan rekan sekantor anda
Jelas bukan suatu usaha/pekerjaan yang mudah untuk dapat memperoleh simpati dan respek-respek dari rekan-rekan sekerja anda.  Anda harus menerapkan semua anjuran-anjuran yang dikemukakan disini, ditambah lagi dengan banyak hal yang akan anda jumpai melalui pengalaman.  Gunakanlah itu terus.Ingat bahwa permulaan yang baik adalah sebagai anak tangga pertama yang anda injak untuk dapat menginjak anak tangga selanjutnya. Sampai sejauh mana anda berhasil, akan banyak ditentukan oleh sampai mana perkembangan skill anda dalam human relations.



BAB III

Penutup

A.    Kesimpilan

Dalam kehidupan di dunia ini, terutama dunia kerja. Etika sangatlah perlu untuk diterapkan khususnya bagi seorang sekretaris. Karena sekretaris adalah pintu gerbang suatu perusahaan, dimana suatu perusahaan diatakan bagus apabila sekretasisnya memiliki perilaku yang baik. Etika disini meliputi, etika menerima tamu, etika bertelepon, etika makan, etika berbicara, etika berbusana, etika berjalan, etika duduk. dan apabila seorang sekretaris dapat mengamalkannya maka akan membuka peluang besar untuk menjalin hubungan dengan relasi bisnis. Karena dengan perilaku yang baik itu relasi atau tamu akan merasa nyaman dan senang untuk bergabung atau menjalin hubungan dengan perusahaan kita. Maka dari itu penerapan etika dalam dunia kerja perlu di terapkan secara optimal khususnya bagi sekretaris, dimana semua itu perlu dilakukan untuk keberlangsungan perusahaan tersebut.

B.     Saran

Sebagai seorang administrasi kita harus tau dan paham benar bagaimana etika dalam berkantor. Oleh karena itu kita harus tau dasar-dasar beretika sebagai seorang administrator. Diharapkan seorang sekretaris dapat memahami, melaksanakan serta mengamalkan etika tersebut dalam dunia kerja, sehingga dapat menjadi sekretaris yang profesional.

 




DAFTAR PUSTAKA:




0 komentar:

Posting Komentar